Cerpen Kuungkap Bahagiaku
Jam terus berdentang mengganggu pikiran dan jiwa ragaku yang sudah hampir terpisah satu sama lain. Lama sekali. Tidak pernah aku menunggu seseorang untuk menjumpaiku yang sampai selama ini. Waktu pukul 2 siang, berarti aku sudah menunggunya 3 jam. Artinya lagi lewat 10.800 detik. Tapi ia tak kunjung datang. Untungnya tadi aku mampir ke mushola dekat restauran ini, jadi aku sudah sholat dzuhur. Apakah.. dia datang waktu aku sholat tadi? Pangeranku yang lekat, Rizky.
Aku mengenalnya lewat jejaring sosial, sudah dua tahun kita saling kontak. Baik melalui telfon atau sms. Sekarang saat yang tepat untuk bertemu. Alhamdulillah, aku dan dirinya sama-sama cinta. Ya Allah, mungkinkah dia jodohku.. di usiaku yang sudah berkepala dua ini.. Lamunanku tiba-tiba buyar, aku melihat jam di tanganku lagi. Lima menit, ah benar, dia gak datang. Padahal aku sudah dandan rapi seperti ini, memakai jilbab favoritku untuk menemuinya. Handphonenya dari tadi tidak bisa dihubungi, lowbat barangkali. Yasudah, meja dan piring gelas bekas hidangan yang kumakan sekarang tertinggal perlahan. Rizky.. aku kecewa.
Beberapa meter dari mejaku aku berjalan, aku melihat seorang laki-laki yang masih muda, sama sepertiku. Ia terus bercakap-cakap dan nampak mesra dengan wanita di hadapannya. Tapi dia lebih terlihat serius membaca buku kecil di tangannya. Wah, andai orang yang kutunggu datang. Lebih dari sekedar.. bisa saja aku langsung dipinangnya! Karena tidak sadar memandangi lelaki itu terus, cowok yang daritadi hanya bercakap dan bercanda tiba-tiba menoleh ke arahku. Hah! Apa yang kulakukan! Astogfirullah..! Dengan malu aku terburu-buru dan tersampir, hampir terpeleset air di lantai. Aku tidak bisa berkata-kata, aku menengok untuk memastikan keadaan.
Cowok itu ternyata masih melihat aku, dia tersenyum sambil mengernyitkan kening ke arahku. Masalah image ini. Lalu, tiba-tiba.. tak kusangka.. Dia seperti ingin menyapaku, ia melambaikan tangannya ke atas dan berteriak bahagia.. “Maul!!” Deg! Deg! Aku seperti tidak bernafas. Kok.. berarti.. dia.. Aku menatap tanganku yang bergetar. Namaku Nisa Maulida, tapi yang memanggilku Maul hanya seseorang yang kusayang. Tidak salah lagi, Rizky. Haha, saat ini hatiku sedang meletup-letup bagai kembang api di video klipnya si Katy Perry. Dengan bangganya aku berjalan gagah, tersenyum simpul dan manis menghampiri pangeranku yang sedari tadi kutunggu. Ternyata kita hanya beda blok, blok meja tentunya.
Sampai dihadapannya, saking bahagia tanganku hampir memeluknya. Ia benar-benar tampan dari yang difoto. Tangan mungil ini ditangkapnya. “Eitz..”katanya. “Perkenalkan ini perempuan calon istriku..”lanjutnya. Aa.. dibilang calon istri! Betapa senang dan aku meram senyum-senyum tidak jelas. “Namanya Riztika”. Aku terbangun dari pejaman mataku. Wajahku seketika pucat. “Ma.. maksud kamu apa, Kak?”kataku padanya. “Iya, ini calon istri gue namanya Riztika… cantik kan?”dia menunjuk ke arah wanita berawakan putih dan dikuncir satu ke belakang dengan rambutnya yang lurus. “Jadi…..”tak kusangka air mataku langsung menetes. Dan aku tidak memikirkan apa-apa.. kecuali.. dua tahun.
Aku ingin bersikap sopan. Tas tenteng kubetulkan, kugenggam erat-erat untuk melampiaskan kekesalanku. Tanpa diperintah, kakiku meninggalkan tempat ini. Tempat naudzubillah. Suara samar-samar yang terakhir kudengar saat hampir keluar pintu restauran adalah..”Maaf Maul! Gak sengaja!”. Aku tidak mengerti maksudnya, namun aku sangat menyesal telah datang. Sangat sangat menyesal dengan cinta sejatiku itu, sekarang cinta sejarahku.
Di taksi setelah memberitahu tempat tujuan pulang, rumahku, aku hanya menangis tersedu-sedu sambil menyebut asma Allah. Sopir taksi hanya diam, mengemudi sambil sesekali melihat dari kaca depan mobil. “Aku terhanyut dalam kasihku dengan fitrah sesama manusia.. Bukan diriMu.. Maafkan aku Ya Allah, Ya Robb, Ya Ghoffur”curhatku dalam hati.
Sesampainya di rumah tanpa basa-basi aku lari menuju kamar setiaku. Tak sempat mengucap salam, tak sempat mengetuk pintu, langsung cabut saja ke kamar. Hahh.. hela nafas panjang mengawali sebuah ritualku. Riz..ky.. ucapan kedua yang terucap. Namun beberapa saat diriku langsung tergeletak di atas sajadah. Bersujud ke arah tembok namun yang benar-benar terbayang di benak kepalaku adalah Allah. Tuhanku.. aku bersujud di hadapanMu.. aku bersikeras menyalahkan diriku yang hina ini. Memohon ampun yang tulus pada-Nya. Apa yang kulakukan belakangan ini? Apakah berguna bagi diriku? Bagi kehidupan akhiratku? Sampai aku sering melupakanMu saat sedang terjerat dalam kesenangan duniawi, kesenangan saat bersamanya.Tapi.. Eh.. Bukan dua tahun belakangan malah… Setiap kali aku mendapat nikmat, aku sering kurang bersyukur padaMu. Nikmat manakah yang belum Kau beri padaku?? Ya Allah.. terlalu banyak nikmat, yang tak bisa kusebut satu persatu.
Detik ini, aku masih bernafas, tetapi kusia-siakan nafas itu. Waktu. Terbuang dengan sengaja, tanpa.. berdzikir. Padahal, bisa di dalam hati, dan.. membuat jiwa tenang. Kesehatan…. baru seminggu lalu aku menjenguk temanku yang sedang sakit hepatitis.. Sakit, katanya. Dia pun tidak menduga akan mendapatkan hal itu. Namun, temanku tetap tabah dan sabar. Ia masih tetap bersyukur dengan ketetapanMu. Tapi, diriku.. aku menyia-nyiakan segalanya. Rezeki.. untunglah aku tidak terlalu berfoya-foya, namun hal tidak penting seperti asesoris dan pernak-pernik tetap terbeli. Bukan untuk sedekah. Bukan untuk.. memberi makan orang-orang yang kesulitan makan. Mereka bekerja sangat keras, sedang aku bisa meminta kepada orang tua kapanpun ku mau.
Hanya untuk bersenang-senang.. Ke tempat perbelanjaan hingga terabaikan namaMu. Hanya jika ada panggilan sholat aku mengingatkanMu.. Setelah sholat, aku kembali bersenang-senang, berbelanja, bercanda-canda, bermain yang tidak ada faedah dan hikmahnya. Bahkan tadi di restauran, berjam-jam aku menunggu Rizky yang tak ada kabar. Tapi tetap kutunggu, tanpa meminta pertolonganMu. Aku habiskan waktu dengan makan minum mengisi nafsu perutku. Sampai kenyangpun aku lupa bersyukur, hanya Rizky yang kupikirkan. Dengan mendengarkan lagu-lagu cinta dari barat. Aku tak ingat denganMu.
Dan kenyataan waktu bertemu dengannya. Pertemuan yang tidak diperbolehkan, beda jenis yang bukan muhrim. Tiada.. Tiada… Sangat tiada berguna! Hampir kulampiaskan nafsu kangenku kepada bukan.. bukan hakku untuk menyentuhnya. Untung dia menyadarkanku, tapi KENAPA? Dasar diriku! Aku malu padaMu Ya Allah.. Aku malu.. Aku menyimpan banyak kesalahan dan kurang bersyukur atas segala nikmat dari Engkau, Ya Allah.. Aku tidak mencontoh perilaku nabi Muhammad SAW yang begitu mulia, jarang sekali aku mengucap shalawat terhadapnya. Ampuni aku Ya Allah.. Ampuni aku Ya Allah.. Maafkan aku!! Tetesan air mata tidak henti-hentinya mengalir. Aku tidak menyangka atas dosa-dosaku. Bagaimana pertanggung jawabanku nanti? Sehabis aku melakukan sholat taubatan nasuha, aku berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, janji kepada diriku sendiri. Pokoknya, paling tidak aku berubah, melupakan Rizky, lalu memanfaatkan waktu yang diberi Allah hanya untuk mengabdi padaNya, Amiin. Lalu, akupun terlelap…
***
Tiga bulan berlalu, kegiatan demi kegiatan berguna aku ikuti. Dengan tetap bertaqwa pada Allah, mengikuti jejak nabi Muhammad dan berbakti pada orang tua serta berbuat baik kepada sesama, itulah impianku dan sebisa mungkin aku menjalaninya. Manjalani hidup yang indah ini. Satu semester lagi, aku akan menamatkan studi S1 kedokteran dan InsyaAllah berusaha menolong orang yang sakit agar kembali tersenyum dan beraktifitas. Tiba-tiba.. Hari ini di handphoneku ada pesan singkat dari nomor tak kukenal “Kita ketemu di tempat yang kemarin ya sayaang”. Perasaanku kemarin tidak kemana-mana selain kuliah. Lalu kujawab dengan ragu: Siapa?
Dan tak kusangka, balasan yang kuterima adalah dari orang yang tak pernah kusangkal. Sudah hilang bayangnya terlupakan. Namun pesan ini membawaku pada memoriku yang dulu, yang membuatku pada perubahan. ”Rizky…”begitulah kira-kira isi pesan terakhir dan tidak kubalas karena aku memang sedang sibuk mengurus acara seminar kesehatan yang dibuat aku dan teman-temanku atas izin Allah. Lalu ada incoming call, hapeku bergetar. “Eh, bentar ya, saya jawab telfon dulu!” Kataku yang sedang sedikit berdiskusi ringan. Aku mengangkat telfon itu, ya, dari Rizky.
“Assalamu’alaikum”salamku itu dijawab sekenanya olehnya.
Dia menyuruhku ke tempat restauran yang pernah kita bertemu dengan wanita yang sama pula ia bawa. ”Maaf, aku lagi sibuk, lagipula kamu harus menjaga seseorang kan?”kataku memberanikan diri, agar aku tidak sakit hati lagi. Dan apa yang terjadi? “Hahaha!”Dia tertawa lalu mengucap istighfar. “Kenapa?” aku gak ngerti apa yang ada di pikirannya. Jangan-jangan mau poligami?! Ih! Gak jelas!! Aku tutup telfonnya. Saat aku kembali ke tempat diskusi, hapeku kembali mendapat panggilan. Dia lagi. “Eh, yaudah Maul, maaf.. Please besok aja deh bertemu denganku. Aku mau menjelaskan semuanya, penting. Kalau kamu takut kenapa-napa ajak orangtuamu saja, aku tidak keberatan.. kamu juga kan..? Besok makan malam boleh sekitar jam 7, bersedia gak?”. Rizky ngomong ceplas ceplos seperti tanpa spasi dan dengan nada serius, mungkin agar aku tidak menutup telfonnya lagi. Anehnya, aku mengiyakan. Dengan keluarga datang juga InsyaAllah. Nampak kegirangan Rizky di seberang sana. Dia berucap Alhamdulillah.. Kita mengusaikan percakapan udara. Aku penasaran dengan apa yang baru kudapat.. Telfon dari orang yang pernah menyakitiku, dan pernah kusayangi. Lalu aku berjalan seperti tidak terjadi apa-apa dan kembali diskusi.”Maaf, lama..”kataku.
Keesokan harinya seperti janjiku, aku datang. Aku menepatinya. Orang tuaku ikut, ingin memberi surprise di restauran buatku atas kesuksesanku membuat acara seminar kesehatan kemarin yang hebat katanya. Sampai lebih dari 1000 orang. ”Ah, itukan benar-benar rahmat Allah saja”. Mereka terlihat makin tersenyum dengan pernyataanku. Di restauran, ternyata Rizky telah menungguku. Ia telah memesan tempat untuk keluargaku, disebelahnya. Aku lihat ia bersama cewek yang dulu sebagai calon istrinya dan kedua orang tuanya pula hadir. Perempuan itu selalu tampak cantik, sekarang ia berjilbab. Aku gak ngerti akan semua ini, ingin membandingkan aku dengannya? Tapi thinking positif wajib, mungkin ini niat baik. Aku diperkenalkan dengan orang tuanya. Ayahnya adalah sebagai kepala.. kepala apa gitu di daerahnya. Lalu dilanjutkan dengan cewek manis disampingnya. “Maul, maaf ya waktu itu. Ini adikku.. Riztika! Hihi” dia mengusap-usap gemas kepala adiknya. Be.. benarkah? Dengan cepat kujawab”Tapi..”. Terlebih cepat ia menyambut keraguanku”Ya Allah.. kamu ini Maul, kayak gatau aku aja.. Aku kan suka bercanda… Haha”. Huh, ketawaan licik pikirku. Dan Rizky sambung “Lagian kamu langsung ngibrit, padahal aku sudah nunggu tiga jam lebih tau gak untuk bertemu kamu! Tapi sempat melihatmu udah bagai lihat bidadari seribu tahun.. Oh ya, hapeku dan Riztika ketinggalan. Tapi aku tetap setia menunggumu.. Sambil baca-baca hadits yang diberi ustadku kemarin harinya!”. Dia tersenyum, sementara aku termenung. Dan nampaknya terlihat orang tuaku dengan orang tua Rizky seperti sedang membicarakan bisnis yang berhubungan. Rizky adalah anak seorang pejabat, aku keturunan dokter. Alhamdulillah kalau mereka senang, aku ikut senang.
“SubhanAllah kenapa kamu tidak..”
”Aku ingin menyetopkanmu waktu kamu ingin pergi meninggalkanku, tapi adikku bilang tidak perlu. Kita ingin membuat kejutan untukmu.. Setelah aku menamatkan hukum bertele itu, hehe.. Aku memutuskan untuk pesantren selama satu tahun.” Aku mengangguk mengiyakan.
“Lalu aku tersadar tidak ada segala sesuatu di atas segala kekuasaanNya. Dan aku memutuskan untuk ingin menikahimu untuk memenuhi kewajiban diriku. Sekarang inilah kejutannya..”. “Kejutan apa?” kataku berlinang air mata. ”Atas izin Allah, will you marry me?” Sebuah cincin menuju hadapanku. Apakah ini yang dimaksud kejutan oleh orang tuaku? Aku.. Bahagia.. :’)
Nama : Eka Rahma Maulida
Alamat : Jalan Wirayuda 2 Blok c-11 Waringin Permai Jakarta Timur 13620
Usia : 16 tahun
Nomor HP : 085717180118
Kartu Pelajar (NISN) : 9966.17.8.55.6
Twitter : @kurjig
DXemikianlah artikel yang bisa saya share mengenai Cerpen Cinta Terbaru: Kuungkap Bahagiaku semoga bermanfaat dan berguna untuk anda semua - Cerpen Cinta Terbaru: Kuungkap Bahagiaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan sopan,tidak mengandung sara atau pun menyinggung pihak tertentu.