Allah Tuhan Yang Maha Kasih dan Sayang mengajarkan, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Al Qur’an Surat Ali Imran : 159)
Nabi Muhammad ‘sang guru teladan’ melanjutkan, “Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan sesuatu yang tidak Ia diberikan kepada kekerasan dan (juga) sesuatu yang tidak Ia berikan kepada yang lain” (Hadits Riwayat Muslim)
Gary Chapman (2001) berujar, “…setiap tingkah laku anak adalah bahasa cinta. Dari tingkahnya yang beraneka rupa, anak mengharapkan respons positif dari orang dewasa yang berinteraksi dengannya. Jika ia mendapat respons yang positif, maka ia merasa bahwa orang di sekelilingnya telah menyayangi dirinya. Anak-anak memiliki tangki emosional yang harus selalu penuh. Tidak boleh kurang isinya, apalagi sampai kosong. Jika tangki itu terisi penuh, ia akan merespons dengan baik. Dan cintalah yang mampu memenuhi tangki itu…”
Setiap manusia hakikatnya adalah seorang guru dan setiap guru seharusnya menjadi cahaya yang menerangi negerinya. Seorang guru yang mendidik muridnya karena panggilan jiwa, maka ia mendidik dengan sepenuh hati dan cinta. Dengan hati dan cinta itu, ia akan mengalirkan energi kecerdasan, kemanusiaan, dan kemuliaan di dalam dada setiap muridnya.
Demikianlah artikel yang bisa saya share mengenai Pentingnya Mendidik dengan Hati Penuh Cinta semoga bermanfaat dan berguna untuk anda semua.
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan sopan,tidak mengandung sara atau pun menyinggung pihak tertentu.